KONVERGENSI AKUNTANSI
IFRS
(International Financial Reporting Standard)
IFRS merupakan hasil standar akuntansi
internasional yang diterbitkan oleh International
Accounting Standar Board (IASB)
yang ada dibawah International
Accounting Standard Committee Foundation(IASCF). Menurut Gamayuni dalam Situmorang,
tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan interim perusahaan untuk
periode-periode yang dimaksudkan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung
informasi berkualitas tinggi yang:
1) menghasilkan
transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang
disajikan,
2) menyediakan
titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS,
3) dapat
dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
International Financial Reporting
Standards (IFRS), merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi
yang memberikan penekanan pada penilaian (revaluation) profesional
dengan disclosures yang jelas dan transparan mengenai
substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu.
Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku
bisnis di suatu negara ikut serta dalam bisnis lintas negara. Untuk itu
diperlukan suatu standar internasional yang berlaku sama di semua negara untuk
memudahkan proses rekonsiliasi bisnis. Perbedaan utama standar internasional
ini dengan standar yang berlaku di Indonesia terletak pada penerapan revaluation model, yaitu
kemungkinkan penilaian aktiva menggunakan nilai wajar, sehingga laporan
keuangan disajikan dengan basis ‘true
and fair (IFRS framework
paragraph 46). Mengadopsi IFRS berarti menggunakan bahasa pelaporan
keuangan global, yang akan membuat perusahaan bisa dimengerti oleh pasar dunia
(global market).
Manfaat menggunakan suatu standar yang
berlaku secara internasional (IFRS) yang bisa dirasakan oleh perusahaan adalah:
1. Penurunan dalam hal biaya
2. Penurunan / pengurangan resiko ketidakpastian dan misunderstanding
3. Komunikasi yang lebih efektif dengan investor
4. Perbandingan dengan anak perusahaan dan induk persahaan
di negara yang berbeda dapat dilakukan
5. Perbandingan mengenai contaractual terms seperti lending
contracts dan bonus atas kinerja manajemen.
Membahas tentang IFRS, saat ini
lembaga-lembaga yang aktif dalam usaha harmonisasi standar akuntansi ini antara
lain, tentunya IASC (International
Accounting Standar Committee), Perserikatan Bangsa-Bangsa dan OECD (Organization for Economic
Cooperation and Development). Beberapa pihak yang diuntungkan dengan adanya
harmonisasi ini adalah perusahaan-perusahaan multinasional, kantor akuntan
internasional, organisasi perdagangan, serta IOSCO (International Organization of
Securities Commissions).
Hamonisasi telah berjalan cepat dan
efektif, terlihat bahwa sejumlah besar perusahaan secara sukarela mengadopsi
standar pelaporan keuangan Internasional (IFRS). Banyak negara yang telah
mengadopsi IFRS secara keseluruhan dan menggunakan IFRS sebagai dasar standar nasional.
Hal ini dilakukan untuk menjawab permintaan investor institusional dan pengguna
laporan keuangan lainnya.
Konvergensi
IFRS di Indonesia
Pengadopsian IFRS berdasarkan pengalaman negara-negara
sebelumnya, melalui 2 cara yaitu “big bang” dengan langsung mengadopsi dan
gradual secara bertahap dengan penyesuaian karakteristik negara tersebut.
Indonesia sendiri menggunakan cara gradual dengan tidak mengadopsi langsung IFRS namun melakukan beberapa penyesuaian.
Cara demikian menurut Aria dalam penelitiannya mengenai pengadopsian IFRS di negara-negara berkembang lebih
baik, menimbang kondisi makro ekonomi dan regulasi yang ada.
Sedangkan, menurut Dewan Standar Akuntansi
Keuangan (DSAK), tingkat pengadopsian IFRS dapat dibedakan menjadi 5 tingkat:
1) Full
Adoption; Suatu negara mengadopsi
seluruh standar IFRS dan menerjemahkan IFRS sama persis ke dalam bahasa yang
negara tersebut gunakan.
2) Adopted; Program
konvergensi PSAK ke IFRS telah dicanangkan IAI pada Desember 2008. Adoptedmaksudnya adalah
mengadopsi IFRS namun disesuaikan dengan kondisi di negara tersebut.
3) Piecemeal; Suatu negara hanya mengadopsi sebagian besar nomor IFRS
yaitu nomor standar tertentu dan memilih paragraf tertentu saja.
4) Referenced
(konvergence); Sebagai referensi,
standar yang diterapkan hanya mengacu pada IFRS tertentu dengan bahasa dan
paragraf yang disusun sendiri oleh badan pembuat standar.
5) Not
adopted at all; Suatu negara sama sekali
tidak mengadopsi IFRS.
Berdasarkan proposal konvergensi yang
telah dikeluarkan IAI, proses adopsi dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
1) Tahap adopsi, yaitu dengan mengadopsi seluruh IFRS
terakhir kedalam PSAK pada tahun 2008-2010.
2) Tahap persiapan, yaitu penyiapan seluruh infrastruktur
pendukung untuk implementasi PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS pada tahun
2011.
3) Tahap
implementasi, yaitu penerapan PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS bagi
perusahaan-perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik pada tahun 2012.
Menurut ketua tim implementasi IFRS-Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI), Dudi M Kurniawan yang dimuat harian Kompas tanggal 6
Mei 2010 mengatakan bahwa dengan mengadopsi IFRS Indonesia akan mendapatkan
tujuh manfaat sekaligus.
1) Meningkatkan
kualitas Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
2) Mengurangi
biaya SAK.
3) Meningkatkan
kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.
4) Meningkatkan
komparabilitas pelaporan keuangan.
5) Meningkatkan
transparansi keuangan.
6) Menurunkan
biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal.
7) Meningkatkan
efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Konvergensi Akuntansi Internasional
Konvergensi Akuntansi Internasional “
Pemerintah amerika pada tahun 2010 telah prepare dan menseleksi kemampuan yang
ada dinegaranya. Dewan standar akuntansi internasional di amerika terdiri
Independent dan standar sektor swasta, Entitas non Pemerintah, Tidak untuk
kepetingan organisasi, Ditempatkan dilondon dan Terdapat 14 pelanggan. Dewan
standar akuntansi Internasional ini didanai melalui kegiatan-kegiatan
penggalangan dana dari wali. Standar yang ada untuk akuntansi keuangan dibuat
oleh dewan standar dimasing-masing Negara. Dewan standar tersebut menyusun
standar akuntansi yang berlaku didalam Negara dan dipakai oleh entitas yang ada
di Negara tersebut, karena standar akuntansu dibuat dan disusun oleh
masing-masing dewan standar ditiap Negara. Standar akuntansi yang terdapat di
Amerika Serikat memperbolehkan goodwiil aplikasi dan dijadikan beban jika
goodwill tersebut mengalamai penurunan nilai dan di beberapa Negara lainnya
goodwill dapat diamortisasikan dengan periode yang berbeda-beda.
Soal:
1. Program
konvergensi PSAK ke IFRS disebut
a. Full
Adoption
b. Adopted
c. Piecemeal
d. Referenced
2. Manfaat
standar yang berlaku secara internasional (IFRS) yang bisa dirasakan oleh
perusahaan adalah
a. Penurunan
dalam hal biaya
b. Penurunan
/ pengurangan resiko ketidakpastian dan misunderstanding
c. Komunikasi
yang lebih efektif dengan investor
d. Semua jawaban benar
3. Tingkat
pengadopsian IFRS dapat dibedakan menjadi 5 tingkat, menurut
a. DSAK
b. OECD
c. IOSCO
d. IASC
4. Lembaga-lembaga
yang aktif dalam usaha harmonisasi standar akuntansi ini antara lain, kecuali
a. OECD
b. IOSCO
c. DSAK
d. IASC
5. Penerapan
PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS bagi perusahaan-perusahaan yang
memiliki akuntabilitas publik disebut
a. Tahap
adopsi
b. Tahap
persiapan
c. Tahap implementasi
d. Semua
jawaban salah
Referensi:
Files. 2015. IFRS
dan Konvergensinya di Indonesia.https://www.academia.edu/6464148/Mega_Trend_Akuntansi_Dampak_Konvergensi_IFRS_Terhadap_Akuntansi_Syariah. Accessed on April 29, 2015
Files.
2015. Akuntansi Internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar