Rabu, 30 November 2011

Artikel tentang perkembangan bisnis secara franchisee


Artikel perkembangan bisnis secara franchisee
1.      Sejarah Bisnis Franchisee
Konsep berbisnis secara franchise sebenarnya mempunyai sejarah yang cukup panjang jauh ke belakang. franchise diambil dari bahasa Perancis yang artinya kejujuran, bebas, kebebesan, untuk membebaskan.
Pada abad pertengahan, Awal kemunculan franchising di Eropa ditandai oleh hubungan antara para tuan tanah dan buruh atau budak-budak mereka. Para tuan tanah memberikan hak kepada buruh untuk menjual hasilnya , berburu, mengolah lahan, melakukan bisnis para tuan tanah di lahan tersebut.
Isaac M. Singer (1811-1875) menandai munculnya franchise di Amerika dengan bisnis mesin jahitnya. Dia menggunakan franchise untuk menambah jangkauan distribusi
pasarnya dengan cepat. Format franchisennya adalah dengan memberikan hak penjualan
mesin jahitnya dan tanggung jawab pelatihan kepada franchisee-nya.
Akhir-akhir ini telah menjadi salah satu trendsetter, yang memberi warna baru dalam dinamika perekonomian Indonesia.
konsep bisnis kepada franchisee mulai bermunculan dan menjadi booming setelah Perang Dunia II berakhir. Para pelopor franchise di Amerika, diantaranya:
- John S. Pemberton berhasil mewaralabakan Coca-Cola.
- General Motors Industry ditahun 1898 mewaralabakan industri mobil.
- Western Union dengan sistem telegraphnya.
- McDonald yang merupakan waralaba skala dunia yang paling sukses.
Dengan semakin banyaknya konsep franchise yang bermunculan, kebutuhan akan hokum dan perlindungan terhadap konsumen di butuhkan. Terbentuklah Asosiasi Franchise Internasional (International Franchise Association) pada tahun 1960 yang anggotanya terdiri dari franchisor, franchisee dan pemasok. Franchise saat ini didominasi oleh franchise tipe rumah makan siap saji. Kecenderungan ini dimulai pada tahun 1919 ketika A&W Root Beer membuka restauran cepat sajinya.
Pada tahun 1935, Howard Deering Johnson bekerjasama dengan Reginald Sprague untuk memonopoli usaha restauran modern. Gagasan merekan adalah membiarkan rekan-rekannya menggunakan nama yang sama, logo, makananan, persediaan bahkan membangun desain sebagai pertukaran dengan suatu pembayaran.
Dalam perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami berbagai penyempurnaan terutama di tahun l950-an yang kemudian dikenal menjadi waralaba format bisnis (business format) atau sering pula disebut sebagai waralaba generasi kedua.

2.      Definisi bisnis Franchisee
Bisnis franchise di sebut juga dengan bisnis waralaba yaitu salah satu format bisnis dimana pihak pertama di sebut dengan franchisor memberikan hak pada pihak kedua yaitu franchisee mendistribusikan barang/jasa dalam periode waktu tertentu untuk mempergunakan merek, logo yang dimliki dan dikembangkan oleh franchisor.
Kondisi perekonomian Indonesia saat ini memang sedang membaik. Berbagai produk baru bermunculan dalam waktu yang relative singkat, dan hal ini mengakibatkan masyarakat ingin mengetahui sebenarnya apa sih bisnis franchise itu. Untuk mendapatkan posisi yang aman, banyak orang yang mulai berlomba-lomba mendapatkan keuntungan besar dari kekayaan tersebut. Kegagalan bisnis waralaba jauh lebih kecil di banding bisnis lain. Pesatnya pertumbuhan waralaba pada akhir tahun ini memberikan pilihan kepada calon investor franchise untuk menanamkan modal di bisnis menarik ini. Pada bisnis waralaba ini mudah di bangun namun mudah jatuh juga, jika tidak di kelola dengan baik dan transparan bisnis ini bisa gulung tikar. Oke biar kita bisa lebih tau sebenarnya apa sih bisnis waralaba itu, saya akan menjelaskan sejarahnya terlebih dahulu.

3.      Konsep Franchisee
Konsep Bisnis Waralaba salah satunya yaitu pelan tapi pasti
Franchise sudah menjadi trend besar dalam strategi berbisnis. Franchise di yakini sebagai jaln pintas menjadi pengusaha, karena pada hakekatnya berbisnis secara franchise itu merupakan konsep pemasaran yang cepat dan murah. Kita tidak usah merasa di repotkan dengan berbisnis secara nol, karena menggunakan merek yang sudah memiliki reputasi di pasar. Alhasil setiap tahunnya muncul ribuan pengusaha baru untuk menjadi Franchisee. Maka dengan menggunakan konsep berbisnis secara franchise ini kita tidak usah terlalu terburu-buru asalkan kita menjalankannya pasti dan yakin maka apa yang kita kerjakan mendapatkan hasil yang maksimal.

Menurut Ben WarG Consulting syarat-syarat bisnis yang bisa di franchisekan adalah :
1.      Profitable (Keuntungan)
Secara terbukti unit bisnis mampu menghasilkan keuntungan, sehingga dapat menarik minat para calon franchisee.

2.      Unique (Keunikan)
bisnis yang difranchisekan harus memiliki uniqueness (keunikan) tertentu yang dapat digunakan sebagai positioning dan penyelamat dari potensi persaingan.

3.      Brand (Merek)
Untuk bisnis yang di frachisekan harus memiliki tingkat pengenalan brand yang cukup, sehingga mempermudah para franchisee untuk memasarkan produk dan jasanya.

Ben WarG Consulting juga menempatkan tiga elemen dasar bagi sebuah system franchise, yaitu:
1.      Brand
Pada dasarnya brand adalah representasi dari keberadaan produk atau jasa yang menjadi obyek sebuah unit bisnis. Semakin kuat brand-nya, maka semakin besar potensi bisnis yang diwakilinya. Maka dari itu brand di anggap sebagai asset yang paling mendasar pada system franchise.
Referensi dalam menilai kekuatan brand adalah sebagai berikut
-          Menguasai Cakupan
Maksud dari menguasai cakupan disini adalah brand di ketahui dan di mengerti oleh masyarakatnya yang menjadi cakupan bisnisnya.



-          Komunikatif
Hakikat brand adalah alat komunikasi agar unit bisnis atau produk diketahui oleh masyarakat. Oleh karena itu, brand harus bersifat komunikatif, baik secara verbal, visual maupun auditif.

-          Terpelihara
Komunikasi antara outlet bisnis dengan masyarakat sebagai target pasarnya, harus dijalin secara terus menerus. Untuk itu, brand yang menjadi alat komunikasi tersebut, juga perlu pemeliharaan secara terus menerus pula.

2.      Sistem
Sistem bisnis adalah sederetan prosedur, aturan, dan proses yang ada dalam satu unit. Sistem yang baik akan memungkinkan sebuah bisnis dapat beroperasi secara institusional, tanpa ketergantungan dengan orang-orang tertentu dalam organisasi bisnis yang bersangkutan. Penerapan sistem yang baik dalam franchise, akan menjamin dan menjaga reputasi brand yang menjadi sarana komunikasinya.

Aspek-aspek yang harus dipenuhi untuk membuat sistem franchise yang baik adalah sebagai berikut:
-          Baku
Sistem di berlakukan secara baku di seluruh outlet bisnis dengan batasan-batasan  dan ketentuan standar.

-          Terdokumentasikan
Sistem franchise di wujudkan dalam dokumen-dokumen yang secara fisik bisa di lihat. Dokumen tersebut berupa panduan operasional, panduan pembukaan, alur kerja, formulir-formulir administrasi, modul-modul pelatihan, struktur organisasi, deskripsi tugas dll.

-          Dapat di ajarkan
Sistem franchise ini harus dapat di ajarkan pada orang lain. Ini sangat penting untuk memastikan agar semua fungsi dalam organisasi bisnis tersebut bisa mempelajari atau dilatih untuk melakukan fungsinya  secara benar.

3.      Dukungan
Faktor ketiga dalam elemen dasar franchise adalah “dukungan” atau support. Dukungan di perlukan sebagai upaya franchistor untuk memastikan bahwa semua franchisee dapat mengoperasikan bisnis franchisenya dengan secara benar sesuai dengan system yang telah di bakukan.
Obyek-obyek dukungan franchise antara lain :
1.      Pemasaran dan pengadaan promosi
2.      Pasokan material dan bahan baku
3.      Pengadaan tenaga kerja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar