AKUNTANSI PERUBAHAN
HARGA
Akuntansi Perubahan Harga (Accounting for Price Changes) mengacu pada perlakuan akuntansi
terhadap perubahan atau selisih harga dan masalah akuntansi dalam kondisi yang
di dalamnya harga-harga berubah. Dalam merancang akuntansi yang akan diterapkan
dalam suatu lingkungan ekonomik tertentu, perlu ditentukan struktur atau
rerangka akuntansi pokok yang menghasilkan statemen keuangan dasar.
Rerangka akuntansi pokok akan
menentukan batas pengakuan transaksi sehingga data yang masuk dalam statemen
keuangan dasar akan merupakan informasi yang minimal harus dipenuhi dalam
pelaporan keuangan. informasi tambahan atau pelengkap merupakan bagian dari
usaha untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan. Informasi pelengkap akan
menambah keberpautan informasi akuntansi sementara kualitas objektifitas dan
keterujian masih tetap terjaga dalam statemen keuangan dasar. Rerangka
akuntansi pokok akan menghasilkan statemen keuangan dasar. Paton dan Littleton
menegaskan bahwa data dasar hendaknya merupakan angka yang terandalkan yaitu
objektif dan dapat diverifikasi. Kos merupakan jumlah rupiah kesepakatan dalam
rangka memperoleh barang dan jasa serta merupakan jumlah rupiah kesepakatan
dalam rangka penyerahan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
Untuk memahami makna istilah perubahan
harga (changing prices),
harus dibedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik,
yang keduanya masuk dalam istilah perubahan harga itu.
a. Perubahan harga umum
Suatu perubahan harga umum terjadi apabila
secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian
mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami
kerugian daya beli. Kenaikan harga secara secara keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan penurunan
harga disebut deflasi (deflation).
b. Perubahan harga spesifik
Perubahan harga spesifik mengacu pada
perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan
dalam permintaan dan penawaran.
Masalah Akuntansi
Perubahan harga menimbulkan masalah
bagi akuntansi dalam hal penilaian, unit pengukur dan pemertahanan kapital.
Masalah penilaian berkaitan dengan dasar yang harus digunakan untuk mengukur
nilai pos pada suatu saat. Masalah unit pengukur berkaitan dengan perubahan daya
beli akibat perubahan tingkat harga umum. Masalah pemertahanan kapital
berkaitan dengan pengertian laba sebagai selisih dua kapital yang harus
ditentukan jenisnya : finansial atau fisis.
Sebagai data dasar, dalam kondisi
perubahan harga akuntansi kos historis menghadapi 3 masalah fundamental yang
berkaitan dengan penilaian (valuation),
unit pengukur (measurement
unit) dan pemertahanan
kapital (capital maintenance).
1. Masalah penilaian
Nilai aset individual atau spesifik
akan berubah jika dibandingkan dengan aset tertentu yang lain meskipun daya
beli uang tidak berubah. Perubahan ini disebabkan oleh penggunaan teknologi
yang berbeda atau kemampuan produk baru yang lebih tinggi.
Persepsi atau selera orang terhadap
manfaat atau nilai barang tertentu dapat pula menyebabkan perubahan nilai yang
akhirnya mempengaruhi harga barang tersebut. Perubahan harga semacam ini
disebut dengan perubahan harga spesifik.
Akuntansi menghadapi masalah dalam hal
ini karena kos tercatat untuk suatu aset tidak lagi menggambarkan nilai aset
tersebut. Model akuntansi untuk menghadapi masalah ini adalah akuntansi nilai
sekarang yang pengukuran nilainya bergantung pada dasar penilaian yang dianut
yaitu kos sekarang atau nilai keluaran sekarang.
2. Masalah unit pengukur
Daya beli uang dapat berubah sehingga
unit moneter sebagai pengukur nilai tidak bersifat homogenus lagi jika
dikaitkan dengan waktu. Perubahan nilai unit pengukur ini terjadi karena
perubahan tingkat harga secara umum dalam ekonomi suatu negara. Artinya, kalau
nilai atau manfaat suatu barang tidak berubah, jumlah unit moneter yang dapat
digunakan untuk memperoleh barang yang sama akan berbeda dari waktu ke waktu
karena daya beli uang berubah.
Secara umum, daya beli uang semakin
menurun karena adanya inflasi. Akuntansi menghadapi masalah ini karena kos yang
diukur satuan rupiah nominal tidak lagi homogenus untuk beberapa pos sehingga
penjumlahan kos vertikal atau horisontal sebenarnya tidak bermakna lagi.
Bila perubahan nilai dan daya beli
terjadi bersama-sama pengaruh keduanya terhadap kos historis harus ditunjukkan
dalam pelaporan keuangan. untuk mengatasinya disebut secara umum sebagai
akuntansi kos sekarang/rupiah konstan.
3. Masalah pemertahanan kapital
Laba adalah kenaikan kapital dalam
suatu periode yang dapat didistribusi atau dinikmati setelah kapital awal
dipertahankan. Untuk menentukan laba dengan mempertahankan kapital, tiga hal
penting dalam mengukur kapital harus dipertimbangkan yaitu dasar penilaian,
skala pengukuran dan jenis kapital terutama dalam hal terjadi perubahan harga
atau nilai. Masalah unit pengukur dalam perubahan harga berkaitan dengan skala
pengukuran. Masalah pemertahan kapital dalam perubahan harga berkaitan dengan
jenis kapital yang harus dipertahankan yaitu finansial atau fisis.
Bila pengaruh perubahan harga seperti
di atas tidak diperhatikan, dalam keadaan perubahan harga menarik, perhitungan
laba atas dasar kos historis cenderung tersaji lebih. Hal ini disebabkan
perubahan akibat kenaikan harga atau penahanan melekat pada angka laba. Angka
laba yang tersaji lebih dapat mengakibatkan distribusi laba yang melebihi
jumlah yang dapat menyisakan laba untuk mempertahankan kapital.
Pos-pos Moneter dan Non Moneter
Berkaitan dengan perubahan harga,
pos-pos statemen keuangan dapat dikategorikan menjadi :
1. Pos Moneter
Pos-pos moneter terdiri atas aset
moneter dan kewajiban moneter. Aset moneter adalah klaim untuk menerima kas di
masa mendatang dengan jumlah dan saat yang pasti tanpa mengaitkan dengan harga
masa datang barang dan jasa tertentu.
Kewajiban moneter adalah keharusan
untuk membayar uang di masa mendatang dengan jumlah dan saat pembayaran yang
sudah pasti. Implikasi perubahan harga terhadap pos-pos moneter lebih berkaitan
dengan perubahan daya beli yang menimbulkan untung atau rugi daya beli. Untung
atau rugi daya beli timbul jika perusahaan menahan pos-pos moneter dalam
keadaan daya beli berubah.
Pos-pos moneter berkaitan dengan
masalah untung atau rugi daya beli sedangkan pos-pos non moneter berkaitan
dengan untung atau rugi penahanan.
2. Pos Non Moneter
Pos-pos non moneter adalah pos-pos
selain yang bersifat moneter yang juga terdiri atas aset non moneter dan
kewajiban non moneter. Aset non moneter adalah aset yang mengandung jumlah
rupiah yang menunjukkan nilai dan nilai tersebut berubah-ubah dengan
berjalannya waktu atau aset yang merupakan klaim untuk menerima potensi jasa
atau manfaat fisis tanpa memperhatikan perubahan daya beli.
Kewajiban non moneter adalah keharusan
untuk menyerahkan barang dan jasa atau potensi jasa lainnya dengan kuantitas
tertentu tanpa memperhatikan daya beli atau perubahan nilai barang atau potensi
jasa tersebut pada saat diserahkan. Implikasi perubahan harga terhadap pos non
moneter adalah terjadinya perbedaan nilai tukar antara saat pos-pos tersebut
diperoleh.
Perubahan Harga
Harga merepresentasi nilai tukar
barang dan jasa pada suatu saat dalam suatu lingkungan ekonomik. Barang dan
jasa dapat berupa barang dan jasa antara yaitu berupa faktor produksi atau
produk akhir (barang dan jasa untuk konsumsi).
Harga masukan adalah harga faktor
produksi dan harga barang atau jasa antara yang diperoleh untuk tujuan diolah
lebih lanjut. Harga keluaran adalah harga barang dan jasa yang dijual sebagai
produk perusahaan. Pasar faktor produksi disebut pasar masukan dan pasar produk
akhir disebut pasar keluaran.
Secara umum, perubahan harga adalah
perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang atau jasa yang sama pada waktu
yang berbeda dalam pasar yang sama (masukan atau keluaran). Dari segi
akuntansi, perubahan harga adalah perbedaan antara kos tercatat suatu objek
(pos) dan jumlah rupiah yang menggambarkan nilai objek (pos) pada saat
tertentu. Dari sudut perusahaan, perbedaan harga masukan dan keluaran bukan
merupakan perubahan harga tetapi lebih merupakan laba yaitu kenaikan nilai
ekonomik yang diharapkan karena proses produksi.
Karakteristik perubahan harga barang
dan jasa, ada 3 jenis perubahan harga yaitu :
1. Perubahan harga umum
Perubahan harga umum yaitu perubahan
karena inflasi atau daya beli. Terjadi perubahan meskipun manfaat atau daya
tukar barang sama. Perubahan harga umum mencerminkan kenaikan atau penurunan
nilai tukar satuan uang atau dikenal dengan perubahan daya beli. Perubahan
tersebut dapat disebabkan pada umumnya oleh kekuatan-kekuatan faktor ekonomik
seperti tersedianya uang atau kecepatan beredarnya uang dibandingkan dengan
tersedianya barang atau jasa dalam perekonomian suatu negara. Penyebab lain
adalah ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran barang dan jasa secara
umum atau perubahan harga pasar dunia untuk komoditas dasar tertentu. Perubahan
harga umum ditandai oleh perubahan seluruh harga barang dan jasa dengan tingkat
dan arah yang sama.
2. Perubahan harga spesifik
Perubahan harga spesifik adalah
perubahan harga barang tertentu karena nilai instrinsik barang tersebut berubah
sehingga nilai tukarnya juga berubah baik di pasar masukan maupun pasar
keluaran.
Perubahan harga spesifik terjadi
karena berbagai faktor antara lain perubahan selera konsumer, perubahan
teknologi di bidang teknik industri dan spekulasi atau perubahan harapan
masyarakat terhadap kuantitas barang dan jasa tertentu yang tersedia dalam
masyarakat.
Perubahan harga spesifik dalam pasar
masukan akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan kos aset yang akhirnya
mempengaruhi biaya bagi perusahaan. Perubahan harga spesifik dalam pasar
keluaran akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan pendapatan perusahaan.
3. Perubahan harga relatif
Perubahan harga relatif mengukur
tingkat penyimpanan perubahan harga barang atau jasa tertentu terhadap
perubahan akibat perubahan tingkat harga umum seluruh barang dan jasa.
Perubahan harga relatif adalah perubahan harga setelah pengaruh perubahan daya
beli dikeluarkan atau diperhitungkan.
Kalau unit moneter dihomogenuskan
dengan indeks harga umum, statemen laba-rugi akan menggambarkan laba real secara ekonomik. Pengaruh perubahan
harga relatif tidak dapat terungkapkan secara penuh kalau penyesuaian tidak
dilakukan baik untuk perubahan harga spesifik maupun untuk perubahan harga
umum. Model akuntansi yang memperhitungkan pengaruh perubahan harga relatif
sebenarnya merupakan bastar atau hibrida antara model akuntansi daya beli
konstan dan akuntansi kos sekarang. Model hibrida tersebut disebut akuntansi
kos sekarang daya beli konstan.
Standar Akuntansi Perubahan Harga
Dengan dikeluarkannya SFAS No. 89,
FASB telah mengubah status pelaporan informasi perubahan harga dari wajib
menjadi anjuran. Secara autoritatif pengungkapan informasi perubahan harga
setelah SFAS No. 89 sebenarnya bersifat sukarela. Standar akuntansi perubahan
harga dalam profesi akuntansi di Amerika memang mempunyai riwayat yang agak
unik. Standar yang cukup penting yang berpautan dengan pembahasan dalam materi
ini adalah SFAS No. 33, No. 82 (1984) dan terakhir No. 89 (1986).
SFAS No. 33
Semula melalui SFAS No. 3, FSAB
mewajibkan informasi pelengkap atas pengaruh inflasi dan perubahan harga
spesifik dalam laporan tahunan. SFAS No. 33 tidak menuntut penyajian
komprehensif statemen keuangan atas dasar kos sekarang atau daya beli konstan
tetapi hanya mewajibkan pengungkapan sebagian informasi yang membantu pemakai
untuk mengevaluasi pengaruh perubahan harga.
SFAS No. 82
FASB menerbitkan SFAS No. 82 yang
isinya meniadakan beberapa pengungkapan yang sebelumnya diatur dalan SFAS No.
33. Standar baru ini meniadakan atau membatalkan ketentuan untuk mengungkapkan
informasi daya beli konstan.
SFAS No. 89
SFAS No. 89 tidak lagi mewajibkan (to require) pengungkapan pengaruh perubahan harga
sebagai informasi pelengkap tetapi sangat dianjurkan (to encourage) pengungkapan tersebut.
Model Akuntansi dan Implementasinya
Standar pelaporan perubahan harga
menyangkut 4 model yaitu :
1. Akuntansi kos historis
2. Akuntansi daya beli konstan
3. Akuntansi kos sekarang
4. Akuntansi kos sekarang/daya beli konstan
Suatu model akuntansi perubahan harga
ditentukan oleh kombinasi 3 faktor :
1. Dasar penilaian
2. Skala pengukuran
3. Jenis kapital
Model 1
Berbasis kos historis dengan skala
pengukuran nominal untuk kapital bersifat finansial.
Model 2
Besarnya untung atau rugi daya beli
suatu periode ditentukan oleh indeks harga yang dipilih sebagai basis.
Model 3
Kos sekarang sebenarnya adalah kos
sekarang pada saat penjualan.
Model 4
Model ini merupakan model hibrida
yaitu penggabungan akuntansi daya beli konstan dan akuntansi kos sekarang yang
semula berdiri sendiri.
Model 5
Model ini sama dengan model 3 tetapi
jenis kapital yang diukur adalah fisis.
Model 6
Laba yang didistribusi sama dengan
model 5. Perbedaannya terletak pada unit pengukur yang berubah dan
diperhitungkannya rugi daya beli dan besarnya jumlah penyesuaian kapital fisis
untuk mempertahankan kapital.
Model 7
Model ini tidak berbeda dengan kos
sekarang hanya kos sekarang didefinisi sebagai harga jual sehingga laba
dimaknai sebagai aliran kas bersih masa datang baik yang telah terealisasi
maupun belum.
Model 8
Model ini merupakan pengembangan model
7 dengan memasukkan unsur perubahan daya beli dalam hitungan laba sehingga
semua angka rupiah dikalikan dengan indeks yang sesuai.
Sumber :
Soal dan Jawaban
1. Dalam merancang akuntansi yang akan diterapkan dalam
suatu lingkungan ekonomik tertentu, perlu ditentukan struktur atau ... pokok
yang menghasilkan statemen keuangan dasar. Jawaban
: A
a. Rerangka akuntansi
b. Akuntansi perubahan harga
c. Auditing
d. Akuntansi daya beli konstan
2. Dalam kondisi perubahan harga akuntansi kos historis
menghadapi 3 masalah fundamental yang berkaitan adalah di bawah ini, kecuali...Jawaban
: D
a. Masalah penilaian
b. Masalah unit pengukur
c. Masalah pemertahanan kapital
d. Masalah sosial
3. Berkaitan dengan perubahan harga, pos-pos statemen
keuangan dapat dikategorikan menjadi... Jawaban
: C
a. Pos moneter
b. Pos non moneter
c. Jawaban A dan B benar
d. Jawaban A dan B salah
4. Karakteristik perubahan harga barang dan jasa, ada 3
jenis perubahan harga yaitu? Jawaban
: D
a. Perubahan harga umum
b. Perubahan harga spesifik
c. Perubahan harga relatif
d. Semua jawaban benar
5. Semula melalui SFAS No. 3, FSAB mewajibkan informasi
pelengkap atas pengaruh inflasi dan perubahan harga spesifik dalam laporan
tahunan, merupakan SFAS No.? Jawaban
: B
a. SFAS No. 89
b. SFAS No. 33
c. SFAS No. 82
d. SFAS No. 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar