Minggu, 07 Juni 2015

Akuntansi Perubahan Harga (Inflasi)

AKUNTANSI PERUBAHAN HARGA (INFLASI)

Definisi Perubahan Harga
Untuk memahami makna istilah perubahan harga (changing prices), harus dibedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya masuk dalam istilah perubahan harga itu.
1.        Perubahan harga umum
Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi (deflation).
2.        Perubahan harga spesifik
Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran.

Mengapa Laporan Keuangan Memiliki Potensi Untuk Menyesatkan Selama Periode Perubahan Harga?
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jaang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi.
Dari sudut pandang manajemen, ketidakakuratan pengukuran ini mendistorsi:
1.        Proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis.
2.        Anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja.
3.        Data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan.
Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan:
1.        Kenaikan dalam proporsi pajak.
2.        Permintaan dividen lebih banyak dari pemegang saham.
3.        Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja.
4.     Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar).
Kegagalan untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan.
Fungsi mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit yaitu :
1.      Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan. Para pengguna tidak memiliki informasi yang lengkap mengenai faktor-faktor ini.
2.      Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas permasalahan tersebut. Pemahaman yang akurat memerlukan kinerja usaha yang dilaporkan dalam kondisikondisi yang memperhitungkan pengaruh perubahan harga.
3.        Laporan dari para manajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut.

Jenis Penyesuaian Inflasi
Setiap jenis perubahan harga memiliki pengaruh yang berbeda terhadap ukuran-ukuran posisi keuangan dan kinerja operasi suatu perusahaan.
1.        Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum (daya beli) disebut mata uang konsatan biaya historis atau ekuivalen daya beli umum. Sebagai contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva berumur panjang yang dilaporkan didalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabila biaya historisnya tersebut dialokasikan terhadap laba periode kini (dalam bentuk beban depresiasi), pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang mencerminkan daya beli (yang lebih tinggi) dari periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli. Oleh sebab itu, jumlah nominal harus disesuaikan untuk perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat ditandingkan secara tepat dengan transaksi kini.
Indeks Harga
§  Perubahan tingkat harga umum biasanya diukur dengan tingkat harga.
§  Suatu indeks harga adalah rasio biaya.
Penggunaan Indeks Harga
§  Angka indeks harga digunakan untuk mentranslasikan jumlah uang yang dibayarkan selama periode terdahulu menjadi ekuivalen daya beli pada akhir periode.
§  Angka – angka tingkat harga yang telah disesuaikan tidak mewakili biaya kini pos-pos yang dimaksud atau angka-angka tersebut masih merupakan biaya historis, angka – angka biaya historis hanya disajikan ulang dalam unit pengukuran yang baru – daya beli umum pada akhir periode.
2.        Penyesuaian Biaya Kini
Model biaya kini berbeda dengan akuntansi yang konvesional dalam dua aspek utama. Pertama, aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis. Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan komponen pajak), namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.

Keuntungan Dan Kerugian
1.        Inflasi
Perlakuan keuntungan dan kerugian pos-pos moneter (yaitu kas, piutang, dan utang) tergolong kontroversial. Penelitian kami terhadap praktik di berbagai negara mengungkapkan perbedaan yang penting dalam hal ini.
Di Amerika, keuntungan atau kerugian pos-pos moneter ditentukan dengan menyajikan ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan saldo akhir. Serta transaksi dalam, seluruh aktiva dan kewajiban moneter (termasuk utang jangka panjang), angka yang dihasilkan diungkapkan sebagai saldo terpisah. Perlakuan ini memandang keuntungan dan kerugian pos-pos moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis pendapatan yang lain.
2.      Kepemilikan
Akuntansi untuk biaya kini membagi total laba menjadi 2 bagian :
§    Laba operasi (perbedaan antara pendapatan kini dan biaya kini sumber daya yang dikonsumsi).
§  Keuntungan yang belum direalisasi yang imbul dari kepemilikan aktiva nonmoneter dengan nilai pengganti yang meningkat bersamaan dengan inflasi.
Kenaikan dalam biaya penggantian aktiva operasi yaitu proyeksi arus keluar yang lebih tinggi untuk mengganti peralatan, bukanlah suatu keuntungan baik itu direalisasikan atau tidak. Apabila laba berbasis biaya kini mengukur perkiraan kekayaan perusahaan yang dapat digunakan, maka perubahan biaya kini persediaan, aktiva tetap dan aktiva operasi lainnya merupakan revaluasi equitas pemilik yang merupakan bagian dari laba yang harus disimpan oleh perusahaan untuk mempertahankan modal fisiknya.

Akuntansi Untuk Inflasi Diluar Negeri
Para investor memberi perhatian terhadap potensi perusahaan untuk menghasilkan deviden, karena nilai investasi mereka sangat tergantung pada deviden dimasa depan. Potensi suatu perusahaan untuk menghasilkan deviden berkaitan langsung dengan kapasitasnya untuk memproduksi barang dan jasa. Jika suatu perusahaan mempertahankan kapasitas produksinya, baru ada suatu deviden masa depan yang dapat dipertimbangkan. Menyajikan ulang akun-akun perusahan luar negeri dan domestik menjadi ekuivalen harga kini akan menghasilkan informasi yang relevan dengan keputusan. Informasi ini memberikan kesempatan kepada investor untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin yang menyangkut deviden dimasa depan. Jauh lebih mudah untuk membandingkan dan mengevaluasi hasil konsolidasi seluruh perusahaan daripada yang dilakukan dewasa ini.

Soal:
1.        Fungsi mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit yaitu
a.    Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan
b.   Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas permasalahan tersebut
c.       Laporan dari para manajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan harga
d.      Semua jawaban benar
2.        Di Amerika keuntungan atau kerugian pos-pos moneter ditentukan dengan, kecuali
a.       Laba operasi
b.      Dolar konstan
c.       Saldo awal
d.      Saldo akhir
3.   Suatu perubahan harga terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan disebut
a.       Perubahan harga spesifik
b.      Perubahan harga umum
c.       Penyesuaian tingkat harga umum
d.      Semua jawaban salah
4.        Dari sudut pandang manajemen, ketidakakuratan pengukuran ini mendistorsi adalah
a.       Proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis.
b.      Anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja.
c.       Jawaban a dan b benar
d.      Jawaban a dan b salah
5.        Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan
a.       Penurunan dalam proporsi pajak.
b.      Permintaan dividen lebih sedikit dari pemegang saham.
c.       Permintaan gaji dan upah yang lebih rendah dari para pekerja.
d.      Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah

Sumber:


Fatmawati, Daneswari, & Terecya. 2014. Akuntansi Bagi Perubahan Harga. Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu). Jepara 

Eksposur dan Akuntansi Valas

EKSPOSUR DAN AKUNTANSI VALAS
Eksposur valas yaitu eksposur transaksi, eksposur translasi dan eksposur ekonomi yang mempunyai substansi ekonomi yang harus dilaporkan pada laporan keuangan.
Pasar Valas dan Kurs
Pasar valas merupakan mekanisme melalui yang mana valuta suatu negara dikeluarkan dengan valuta negara lain, kurs antar valuta ditetapkan dan translasi antar valas diselesaikan. Transaksi valas merupakan transaksi dimana dua pihak setuju untuk menukarkan valuta yang satu dengan valuta yang lain pada kurs tertentu. Transaksi valas dapat terjadi di spot market dan forward market. Spot market meliputi pembelian dan penjualan valas yang sangat segera dilaksanakan. Untuk transaksi kecil di pasar retail, penyelesaiannya adalah segera, sedangkan untuk transaksi besar di wholesale market butuh waktu sampai dua hari bisnis dalam forward market, para partisipan mengadakan kontrak pada hari ini untuk penyerahan/penerimaan valas pada waktu mendatang. Pasar valas mempunyai pasarretail dan pasar wholesale. Karakteristik pasar wholesale adalah transaksi-transaksinya berukuran besar dan biasanya para partisipan terdiri dari bank dan institusi keuangan yang lain. Pada pasar retail, transaksi-transaksi valas yang terjadi adalah jauh lebih kecil dan biasanya mempunyai spread yang tinggi.

Eksposur Valas
Eksposur valas merupakan sebuah ukuran terhadap potensi perubahan profitabilitas, arus kas dan nilai pasar sebuah perusahaan yang disebabkan oleh perubahan kurs. Eksposur valas secara konvensional diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu:
1.      Eksposur translasi atau eksposur akuntansi
Eksposur translasi didefinisikan sebagai potensi peningkatan atau penurunan nilai bersih perusahaan induk dan laba bersih yang dilaporkannya, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs sejak tanggal laporan keuangan konsolidasian periode sebelumnya. Tujuan dari translasi adalah membantu dalam mengevaluasi kinerja semua perusahaan afiliasi dimanapun dengan mengubah angka laporan ke dalam sebuah valuta perusahaan induk.
2.      Eksposur transaksi
Eksposur transaksi berkaitan dengan sensitifitas arus kas kontraktual perusahaan yang dinyatakan dalam valas terhadap perubahan kurs yang diukur dalam valuta domestik perusahaan tersebut. Eksposur transaksi dapat timbul karena transaksi berikut ini:
a.       Membeli atau menjual barang atau jasa secara kredit yang harganya secara kesepakatan dinyatakan dalam valas.
b.      Meminjam atau meminjamkan dana dalam valas.
c.       Terikat dalam kontrak untuk membeli atau menjual valas pada tanggal tertentu di masa mendatang.
d.      Transaksi ekonomi yang lain untuk memperoleh aset atau mendapatkan uang yang dinyatakan dalam valas.
3.      Eksposur ekonomi atau eksposur operasi
Eksposur ekonomi didefinisikan sebagai tingkat sejauh mana nilai perusahaan akan dipengaruhi oleh perubahan kurs yang tidak diharapkan (perhitungkan). Perencanaan untuk eksposur ekonomi melibatkan seluruh organisasi (tidak seperti eksposur translasi dan eksposur transaksi yang hanya melibatkan bendahara dan manajer akuntansi) karena eksposur ekonomi mempengaruhi interaksi strategi-strategi yang benar-benar meliputi seluruh bidang fungsional perusahaan yaitu berupa akuntansi, keuangan, marketing, personalia dan produksi.

Sumber:

Soal dan Jawaban
1.      Eksposur transaksi, eksposur translasi dan eksposur ekonomi yang mempunyai substansi ekonomi yang harus dilaporkan pada laporan keuangan merupakan pengertian dari... Jawaban: C
a.       Eksposur Translasi
b.      Eksposur Transaksi
c.       Eksposur Valas
d.      Eksposur Ekonomi
2.      ... didefinisikan sebagai potensi peningkatan atau penurunan nilai bersih perusahaan induk dan laba bersih yang dilaporkannya, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs sejak tanggal laporan keuangan konsolidasian periode sebelumnya. Jawaban: A
a.       Eksposur Translasi
b.      Eksposur Transaksi
c.       Eksposur Valas
d.      Eksposur Ekonomi
3.      Mekanisme melalui yang mana valuta suatu negara dikeluarkan dengan valuta negara lain, kurs antar valuta ditetapkan dan translasi antar valas diselesaikan adalah definisi dari... Jawaban: A
a.       Pasar Valas
b.      Pasar Bebas
c.       Pasar Wholesale
d.      Semua Jawaban Salah
4.      ... didefinisikan sebagai tingkat sejauh mana nilai perusahaan akan dipengaruhi oleh perubahan kurs yang tidak diharapkan (perhitungkan). Jawaban: D
a.       Eksposur Translasi
b.      Eksposur Transaksi
c.       Eksposur Valas
d.      Eksposur Ekonomi
5.      Karakteristik pasar ... adalah transaksi-transaksinya berukuran besar dan biasanya para partisipan terdiri dari bank dan institusi keuangan yang lain. Jawaban: B
a.       Pasar Valas
b.      Pasar Wholesale
c.       Pasar Retail
d.      Spot Market


HARMONISASI AKUNTANSI DAN BAGAN INTERNASIONAL

Harmonisasi Standar akuntansi Internasional
Sejak tahun 1982, tujuan IASC telah berubah dari tujuannya semula untuk menyusun satu standar akuntansi yang seragam untuk semua negara menjadi suatu proses harmonisasi SAI. IASC mulai menyadari bahwa standardisasi merupakan usaha yang sulit. Oleh karena itu alternatif lain adalah melakukan harmonisasi standar akuntansi internasional. Harmonisasi adalah suatu usaha atau proses untuk meningkatkan keserupaan atau kecocokan antara praktik akuntansi antarnegara dengan batasan-batasan tertentu, selama perbedaan tersebut tidak berkaitan dengan konflik logis (Meek dan Saudagaran, 1990). Ada beberapa alas an diperlukannya untuk melaksanakan harmonisasi, yaitu:
a.     Fakta bahwa beberapa negara telah memberikan kontribusinya bagi pengembangan akuntansi, seperti USA
b.      Pesatnya pertumbuhan dan perdagangan ekonomi dunia dan banyaknya perusahaan multinasional yang beroperasi di suatu negara;
c.    Beberapa negara sudah mengadopsi SAI untuk memecahkan masalah akuntansi yang relevan bagi negaranya;
d.        Harmonisasi sangat bermanfaat bagi suatu negara.

Standardisasi Standar Akuntansi
Standardisasi akuntansi internasional adalah proses membuat satu standar yang umum untuk semua negara. Hal ini berarti setiap negara wajib menerapkan satu standar akuntansi internasional tanpa mempertimbangkan faktor-faktor beda yang ada pada setiap negara. Pelaporan keuangan menjadi lebih dapat diperbandingkan. Akan tetapi penerapan satu standar ini menyebabkan standar akuntansi menjadi sangat kaku dan tidak dapat mengakomodasi perbedaan yang ada di antara negara yang satu dengan negara yang lain. Perusahaan-perusahaan di suatu negara harus menghadapi dan mengantisipasi tekanan sosial, politik, dan ekonomi dalam negeri, sementara harus menyesuaikan diri dengan standar internasional yang sangat kompleks. Standardisasi beranggapan bahwa tidak ada perbedaan antar negara yang satu dengan negara yang lain. Anggapan ini sama sekali tidak benar sebab setiap negara memiliki karakteristiknya masing-masing yang nyata berbeda.
Standardisasi akuntansi internasional dapat dicapai dengan tiga model pendekatan, yaitu
a.        International and Political Agreement
Model penerapan standar karena ada perjanjian internasional atau perjanjian politik yang bisa menyangkut wilayah regional tertentu atau lebih dari wilayah regional.
b.        Profesional Agreement
Standar akuntansi internasional diterapkan karena adanya perjanjian profesional antara organisasi profesi akuntansi yang tergabung dalam sutau organisasi akuntansi internasional seperti IASC/IASB. Dengan demikian IASC/IASB dapat meminta anggotanya untuk mengadopsi dan menerapkan Standar Akuntansi Internasional (SAI/IFRS).
c.       Voluntary
Pendekatan penerapan SAI secara sukarela karena ada kepentingan atau motivasi tertentu dari suatu negara untuk mengadopsi SAI.

Keuntungan harmonisasi akuntansi internasional:
a.        Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan berarti. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
b.        Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik, portfolio akan lebih beragam dan risiko keuangan berkurang.
c.       Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi.

Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional:
1.        Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB)
2.        Komisi Uni Eropa (EU)
3.        Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
4.        Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
5.      Kelompok Kerja Ahli antar pemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan (Internationals Standards of Accounting and Reporting – ISAR), bagian dari Konferensi PBB dalam Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and Development – UNCTAD).
6.        Kelompok Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Kelompok Kerja OECD).

Perbedaan Harmonisasi & Standar Akuntansi Internasional
Pada dasarnya standar akuntansi merupakan pengumuman atau ketentuan resmi yang dikeluarkan badan berwenang di lingkungan tertentu tentang pedoman umum yang dapat digunakan manajemen untuk menghasilkan laporan keuangan. Dengan adanya standar akuntansi, laporan keuangan diharapkan dapat menyajikan informasi yang relevan dan dapat dipercaya kebenarannya. Standar akuntansi juga digunakan oleh pemakai laporan keuangan seperti investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat umum sebagai acuan untuk memahami dan menganalisis laporan keuangan sehingga memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan yang benar. Dengan demikian, standar akuntansi memiliki peranan penting bagi pihak penyusun dan pemakai laporan keuangan sehingga timbul keseragaman atau kesamaan interpretasi atas informasi yang terdapat dalam laporan keuangan.
Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi. Yang pertama berkaitan dengan definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan. Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah transaksi tertentu harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya. Yang kedua adalah pengukuran dan penilaian. Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen laporan keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca). Hal ketiga yang dimuat dalam standar adalah pengakuan, yaitu kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen laporan keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan keuangan.
Yang terakhir adalah penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Komponen keempat ini digunakan untuk menentukan jenis informasi dan bagaimana informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam badan laporan (Neraca, Laporan Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan keuangan.
Keempat hal itulah yang diusahakan oleh negara barat untuk diharmonisasikan secara internasional. Mereka percaya bahwa harmonisasi standar akuntansi internasional akan meningkatkan daya banding laporan keuangan secara internasional, dapat menghemat biaya terutama bagi penyaji dan pemakai laporan keuangan, dan memperbaiki standar akuntansi nasional masing-masing negara (Turner 1983).
Sebagai respon atas kebutuhan harmonisasi standar akuntansi, berbagai upaya telah dilakukan oleh negara kapitalis. Salah satunya adalah dengan dengan mendirikan International Accounting Standard Committee (IASC) pada tahun 1973, yang sekarang berubah nama menjadi International Accounting Standard Board (IASB). Jumlah keanggotaan IASC sampai sekarang meliputi lebih dari 150 organisasi profesi akuntansi yang berasal dari negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia. Tujuan utama badan ini adalah memformulasikan standar akuntansi yang dapat diterapkan secara internasional. Sampai sekarang IASB telah mengeluarkan lebih dari 50 standar akuntansi. Meskipun IASB berhak untuk menetapkan dan mengeluarkan standar akuntansi, badan tersebut tidak memiliki kekuatan hukum untuk memaksakan penerapan standar akuntansi yang dihasilkan.
Adopsi penuh dan harmonisasi terhadap IFRS memiliki arti yang berbeda. Adopsi penuh adalah mengadopsi secara penuh tanpa adanya perubahan-perubahan untuk diterapkan di suatu Negara. Berbeda dengan adopsi penuh, harmonisasi IFRS memiliki sifat lebih fleksibel dan terbuka. Harmonisasi standar pertama kali dikenalkan oleh European Commision (EC). Harmonisasi  berarti juga sebagai sekelompok Negara yang menyepakati suatu standar akuntansi yang mirip, namun mengharuskan adanya pelaksanaan yang tidak mengikuti standar harus di ungkapkan.
Sedangkan bagi Indonesia terhadap IFRS, IAI mendukung harmonisasi standar akuntansi melalui adopsi dan adaptasi IAS. Meskipun dengan adanya IFRS tidak semua Negara dapat menerima yang disebabkan dengan perbedaan-perbedaan ditiap Negara. Namun tetap perlu adanya yang menjembatani agar Standar Akuntansi Keuangan sejalan dengan IFRS yaitu dengan melakukan harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS. Adanya harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS maka diharapkan informasi akuntansi memiliki kualitas utama yaitu komparabilitas dan relevansi.

Soal:
1.        Ada beberapa alasan diperlukannya untuk melaksanakan harmonisasi yaitu
a.       Fakta bahwa beberapa negara telah memberikan kontribusinya bagi pengembangan akuntansi
b.    Pesatnya pertumbuhan dan perdagangan ekonomi dunia dan banyaknya perusahaan multinasional yang beroperasi di suatu negara
c.     Beberapa negara sudah mengadopsi SAI untuk memecahkan masalah akuntansi yang relevan bagi negaranya
d.      Semua jawaban benar
2.   Model penerapan standar karena ada perjanjian internasional atau perjanjian politik yang bisa menyangkut wilayah regional tertentu atau lebih dari wilayah regional disebut
a.       International and Political Agreement
b.      Profesional Agreement
c.       Voluntary
d.      Semua jawaban salah
3.      Pendekatan penerapan SAI secara sukarela karena ada kepentingan atau motivasi tertentu dari suatu negara untuk mengadopsi SAI adalah
a.       International and Political Agreement
b.      Profesional Agreement
c.       Voluntary
d.      Semua jawaban salah
4.     Kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen laporan keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan keuangan disebut
a.       Informasi lain yang berkaitan
b.      Pengukuran dan penilaian
c.       Pengakuan
d.      Penyajian dan pengungkapan laporan keuangan
5.        Adanya harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS maka diharapkan informasi akuntansi memiliki kualitas utama yaitu
a.       Komparabilitas
b.      Relevansi
c.       Jawaban a dan b benar
d.      Jawaban a dan b salah

Sumber:
Meek, Gary. and Saudagaran S. (1990). A Survey of Research on Financial Reporting in a Transnational Context. Journal of Accounting Literature, 9, pp. 145-182.
Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek. 2010. International Accounting. Buku 2 Edisi 6. Salemba Empat. Jakarta
Files. 2015. Akuntansi Internasional.


Akuntansi Perubahan Harga

AKUNTANSI PERUBAHAN HARGA

Akuntansi Perubahan Harga (Accounting for Price Changes) mengacu pada perlakuan akuntansi terhadap perubahan atau selisih harga dan masalah akuntansi dalam kondisi yang di dalamnya harga-harga berubah. Dalam merancang akuntansi yang akan diterapkan dalam suatu lingkungan ekonomik tertentu, perlu ditentukan struktur atau rerangka akuntansi pokok yang menghasilkan statemen keuangan dasar.
Rerangka akuntansi pokok akan menentukan batas pengakuan transaksi sehingga data yang masuk dalam statemen keuangan dasar akan merupakan informasi yang minimal harus dipenuhi dalam pelaporan keuangan. informasi tambahan atau pelengkap merupakan bagian dari usaha untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan. Informasi pelengkap akan menambah keberpautan informasi akuntansi sementara kualitas objektifitas dan keterujian masih tetap terjaga dalam statemen keuangan dasar. Rerangka akuntansi pokok akan menghasilkan statemen keuangan dasar. Paton dan Littleton menegaskan bahwa data dasar hendaknya merupakan angka yang terandalkan yaitu objektif dan dapat diverifikasi. Kos merupakan jumlah rupiah kesepakatan dalam rangka memperoleh barang dan jasa serta merupakan jumlah rupiah kesepakatan dalam rangka penyerahan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
Untuk memahami makna istilah perubahan harga (changing prices), harus dibedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya masuk dalam istilah perubahan harga itu.
a.       Perubahan harga umum
Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara secara keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi (deflation).
b.      Perubahan harga spesifik
Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran.

Masalah Akuntansi

Perubahan harga menimbulkan masalah bagi akuntansi dalam hal penilaian, unit pengukur dan pemertahanan kapital. Masalah penilaian berkaitan dengan dasar yang harus digunakan untuk mengukur nilai pos pada suatu saat. Masalah unit pengukur berkaitan dengan perubahan daya beli akibat perubahan tingkat harga umum. Masalah pemertahanan kapital berkaitan dengan pengertian laba sebagai selisih dua kapital yang harus ditentukan jenisnya : finansial atau fisis.
Sebagai data dasar, dalam kondisi perubahan harga akuntansi kos historis menghadapi 3 masalah fundamental yang berkaitan dengan penilaian (valuation), unit pengukur (measurement unit) dan pemertahanan kapital (capital maintenance).

1.      Masalah penilaian

Nilai aset individual atau spesifik akan berubah jika dibandingkan dengan aset tertentu yang lain meskipun daya beli uang tidak berubah. Perubahan ini disebabkan oleh penggunaan teknologi yang berbeda atau kemampuan produk baru yang lebih tinggi.
Persepsi atau selera orang terhadap manfaat atau nilai barang tertentu dapat pula menyebabkan perubahan nilai yang akhirnya mempengaruhi harga barang tersebut. Perubahan harga semacam ini disebut dengan perubahan harga spesifik.
Akuntansi menghadapi masalah dalam hal ini karena kos tercatat untuk suatu aset tidak lagi menggambarkan nilai aset tersebut. Model akuntansi untuk menghadapi masalah ini adalah akuntansi nilai sekarang yang pengukuran nilainya bergantung pada dasar penilaian yang dianut yaitu kos sekarang atau nilai keluaran sekarang.

2.      Masalah unit pengukur

Daya beli uang dapat berubah sehingga unit moneter sebagai pengukur nilai tidak bersifat homogenus lagi jika dikaitkan dengan waktu. Perubahan nilai unit pengukur ini terjadi karena perubahan tingkat harga secara umum dalam ekonomi suatu negara. Artinya, kalau nilai atau manfaat suatu barang tidak berubah, jumlah unit moneter yang dapat digunakan untuk memperoleh barang yang sama akan berbeda dari waktu ke waktu karena daya beli uang berubah.
Secara umum, daya beli uang semakin menurun karena adanya inflasi. Akuntansi menghadapi masalah ini karena kos yang diukur satuan rupiah nominal tidak lagi homogenus untuk beberapa pos sehingga penjumlahan kos vertikal atau horisontal sebenarnya tidak bermakna lagi.
Bila perubahan nilai dan daya beli terjadi bersama-sama pengaruh keduanya terhadap kos historis harus ditunjukkan dalam pelaporan keuangan. untuk mengatasinya disebut secara umum sebagai akuntansi kos sekarang/rupiah konstan.

3.      Masalah pemertahanan kapital

Laba adalah kenaikan kapital dalam suatu periode yang dapat didistribusi atau dinikmati setelah kapital awal dipertahankan. Untuk menentukan laba dengan mempertahankan kapital, tiga hal penting dalam mengukur kapital harus dipertimbangkan yaitu dasar penilaian, skala pengukuran dan jenis kapital terutama dalam hal terjadi perubahan harga atau nilai. Masalah unit pengukur dalam perubahan harga berkaitan dengan skala pengukuran. Masalah pemertahan kapital dalam perubahan harga berkaitan dengan jenis kapital yang harus dipertahankan yaitu finansial atau fisis.
Bila pengaruh perubahan harga seperti di atas tidak diperhatikan, dalam keadaan perubahan harga menarik, perhitungan laba atas dasar kos historis cenderung tersaji lebih. Hal ini disebabkan perubahan akibat kenaikan harga atau penahanan melekat pada angka laba. Angka laba yang tersaji lebih dapat mengakibatkan distribusi laba yang melebihi jumlah yang dapat menyisakan laba untuk mempertahankan kapital.

Pos-pos Moneter dan Non Moneter

Berkaitan dengan perubahan harga, pos-pos statemen keuangan dapat dikategorikan menjadi :

1.      Pos Moneter
Pos-pos moneter terdiri atas aset moneter dan kewajiban moneter. Aset moneter adalah klaim untuk menerima kas di masa mendatang dengan jumlah dan saat yang pasti tanpa mengaitkan dengan harga masa datang barang dan jasa tertentu.
Kewajiban moneter adalah keharusan untuk membayar uang di masa mendatang dengan jumlah dan saat pembayaran yang sudah pasti. Implikasi perubahan harga terhadap pos-pos moneter lebih berkaitan dengan perubahan daya beli yang menimbulkan untung atau rugi daya beli. Untung atau rugi daya beli timbul jika perusahaan menahan pos-pos moneter dalam keadaan daya beli berubah.
Pos-pos moneter berkaitan dengan masalah untung atau rugi daya beli sedangkan pos-pos non moneter berkaitan dengan untung atau rugi penahanan.

2.      Pos Non Moneter
Pos-pos non moneter adalah pos-pos selain yang bersifat moneter yang juga terdiri atas aset non moneter dan kewajiban non moneter. Aset non moneter adalah aset yang mengandung jumlah rupiah yang menunjukkan nilai dan nilai tersebut berubah-ubah dengan berjalannya waktu atau aset yang merupakan klaim untuk menerima potensi jasa atau manfaat fisis tanpa memperhatikan perubahan daya beli.
Kewajiban non moneter adalah keharusan untuk menyerahkan barang dan jasa atau potensi jasa lainnya dengan kuantitas tertentu tanpa memperhatikan daya beli atau perubahan nilai barang atau potensi jasa tersebut pada saat diserahkan. Implikasi perubahan harga terhadap pos non moneter adalah terjadinya perbedaan nilai tukar antara saat pos-pos tersebut diperoleh.

Perubahan Harga

Harga merepresentasi nilai tukar barang dan jasa pada suatu saat dalam suatu lingkungan ekonomik. Barang dan jasa dapat berupa barang dan jasa antara yaitu berupa faktor produksi atau produk akhir (barang dan jasa untuk konsumsi).
Harga masukan adalah harga faktor produksi dan harga barang atau jasa antara yang diperoleh untuk tujuan diolah lebih lanjut. Harga keluaran adalah harga barang dan jasa yang dijual sebagai produk perusahaan. Pasar faktor produksi disebut pasar masukan dan pasar produk akhir disebut pasar keluaran.
Secara umum, perubahan harga adalah perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang atau jasa yang sama pada waktu yang berbeda dalam pasar yang sama (masukan atau keluaran). Dari segi akuntansi, perubahan harga adalah perbedaan antara kos tercatat suatu objek (pos) dan jumlah rupiah yang menggambarkan nilai objek (pos) pada saat tertentu. Dari sudut perusahaan, perbedaan harga masukan dan keluaran bukan merupakan perubahan harga tetapi lebih merupakan laba yaitu kenaikan nilai ekonomik yang diharapkan karena proses produksi.
Karakteristik perubahan harga barang dan jasa, ada 3 jenis perubahan harga yaitu :
1.      Perubahan harga umum
Perubahan harga umum yaitu perubahan karena inflasi atau daya beli. Terjadi perubahan meskipun manfaat atau daya tukar barang sama. Perubahan harga umum mencerminkan kenaikan atau penurunan nilai tukar satuan uang atau dikenal dengan perubahan daya beli. Perubahan tersebut dapat disebabkan pada umumnya oleh kekuatan-kekuatan faktor ekonomik seperti tersedianya uang atau kecepatan beredarnya uang dibandingkan dengan tersedianya barang atau jasa dalam perekonomian suatu negara. Penyebab lain adalah ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran barang dan jasa secara umum atau perubahan harga pasar dunia untuk komoditas dasar tertentu. Perubahan harga umum ditandai oleh perubahan seluruh harga barang dan jasa dengan tingkat dan arah yang sama.
2.      Perubahan harga spesifik
Perubahan harga spesifik adalah perubahan harga barang tertentu karena nilai instrinsik barang tersebut berubah sehingga nilai tukarnya juga berubah baik di pasar masukan maupun pasar keluaran.
Perubahan harga spesifik terjadi karena berbagai faktor antara lain perubahan selera konsumer, perubahan teknologi di bidang teknik industri dan spekulasi atau perubahan harapan masyarakat terhadap kuantitas barang dan jasa tertentu yang tersedia dalam masyarakat.
Perubahan harga spesifik dalam pasar masukan akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan kos aset yang akhirnya mempengaruhi biaya bagi perusahaan. Perubahan harga spesifik dalam pasar keluaran akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan pendapatan perusahaan.
3.      Perubahan harga relatif
Perubahan harga relatif mengukur tingkat penyimpanan perubahan harga barang atau jasa tertentu terhadap perubahan akibat perubahan tingkat harga umum seluruh barang dan jasa. Perubahan harga relatif adalah perubahan harga setelah pengaruh perubahan daya beli dikeluarkan atau diperhitungkan.
Kalau unit moneter dihomogenuskan dengan indeks harga umum, statemen laba-rugi akan menggambarkan laba real secara ekonomik. Pengaruh perubahan harga relatif tidak dapat terungkapkan secara penuh kalau penyesuaian tidak dilakukan baik untuk perubahan harga spesifik maupun untuk perubahan harga umum. Model akuntansi yang memperhitungkan pengaruh perubahan harga relatif sebenarnya merupakan bastar atau hibrida antara model akuntansi daya beli konstan dan akuntansi kos sekarang. Model hibrida tersebut disebut akuntansi kos sekarang daya beli konstan.

Standar Akuntansi Perubahan Harga

Dengan dikeluarkannya SFAS No. 89, FASB telah mengubah status pelaporan informasi perubahan harga dari wajib menjadi anjuran. Secara autoritatif pengungkapan informasi perubahan harga setelah SFAS No. 89 sebenarnya bersifat sukarela. Standar akuntansi perubahan harga dalam profesi akuntansi di Amerika memang mempunyai riwayat yang agak unik. Standar yang cukup penting yang berpautan dengan pembahasan dalam materi ini adalah SFAS No. 33, No. 82 (1984) dan terakhir No. 89 (1986).

SFAS No. 33
Semula melalui SFAS No. 3, FSAB mewajibkan informasi pelengkap atas pengaruh inflasi dan perubahan harga spesifik dalam laporan tahunan. SFAS No. 33 tidak menuntut penyajian komprehensif statemen keuangan atas dasar kos sekarang atau daya beli konstan tetapi hanya mewajibkan pengungkapan sebagian informasi yang membantu pemakai untuk mengevaluasi pengaruh perubahan harga.

SFAS No. 82
FASB menerbitkan SFAS No. 82 yang isinya meniadakan beberapa pengungkapan yang sebelumnya diatur dalan SFAS No. 33. Standar baru ini meniadakan atau membatalkan ketentuan untuk mengungkapkan informasi daya beli konstan.

SFAS No. 89
SFAS No. 89 tidak lagi mewajibkan (to require) pengungkapan pengaruh perubahan harga sebagai informasi pelengkap tetapi sangat dianjurkan (to encourage) pengungkapan tersebut.

Model Akuntansi dan Implementasinya

Standar pelaporan perubahan harga menyangkut 4 model yaitu :
1.      Akuntansi kos historis
2.      Akuntansi daya beli konstan
3.      Akuntansi kos sekarang
4.      Akuntansi kos sekarang/daya beli konstan
Suatu model akuntansi perubahan harga ditentukan oleh kombinasi 3 faktor :
1.      Dasar penilaian
2.      Skala pengukuran
3.      Jenis kapital

Model 1
Berbasis kos historis dengan skala pengukuran nominal untuk kapital bersifat finansial.

Model 2
Besarnya untung atau rugi daya beli suatu periode ditentukan oleh indeks harga yang dipilih sebagai basis.

Model 3
Kos sekarang sebenarnya adalah kos sekarang pada saat penjualan.

Model 4
Model ini merupakan model hibrida yaitu penggabungan akuntansi daya beli konstan dan akuntansi kos sekarang yang semula berdiri sendiri.

Model 5
Model ini sama dengan model 3 tetapi jenis kapital yang diukur adalah fisis.

Model 6
Laba yang didistribusi sama dengan model 5. Perbedaannya terletak pada unit pengukur yang berubah dan diperhitungkannya rugi daya beli dan besarnya jumlah penyesuaian kapital fisis untuk mempertahankan kapital.

Model 7
Model ini tidak berbeda dengan kos sekarang hanya kos sekarang didefinisi sebagai harga jual sehingga laba dimaknai sebagai aliran kas bersih masa datang baik yang telah terealisasi maupun belum.

Model 8
Model ini merupakan pengembangan model 7 dengan memasukkan unsur perubahan daya beli dalam hitungan laba sehingga semua angka rupiah dikalikan dengan indeks yang sesuai.

Sumber :

Soal dan Jawaban
1.      Dalam merancang akuntansi yang akan diterapkan dalam suatu lingkungan ekonomik tertentu, perlu ditentukan struktur atau ... pokok yang menghasilkan statemen keuangan dasar. Jawaban : A
a.       Rerangka akuntansi
b.      Akuntansi perubahan harga
c.       Auditing
d.      Akuntansi daya beli konstan
2.      Dalam kondisi perubahan harga akuntansi kos historis menghadapi 3 masalah fundamental yang berkaitan adalah di bawah ini, kecuali...Jawaban : D
a.       Masalah penilaian
b.      Masalah unit pengukur
c.       Masalah pemertahanan kapital
d.      Masalah sosial
3.      Berkaitan dengan perubahan harga, pos-pos statemen keuangan dapat dikategorikan menjadi... Jawaban : C
a.       Pos moneter
b.      Pos non moneter
c.       Jawaban A dan B benar
d.      Jawaban A dan B salah
4.      Karakteristik perubahan harga barang dan jasa, ada 3 jenis perubahan harga yaitu? Jawaban : D
a.       Perubahan harga umum
b.      Perubahan harga spesifik
c.       Perubahan harga relatif
d.      Semua jawaban benar
5.      Semula melalui SFAS No. 3, FSAB mewajibkan informasi pelengkap atas pengaruh inflasi dan perubahan harga spesifik dalam laporan tahunan, merupakan SFAS No.? Jawaban : B
a.       SFAS No. 89
b.      SFAS No. 33
c.       SFAS No. 82

d.      SFAS No. 3