Artikel perkembangan bisnis secara franchisee
1. Sejarah Bisnis Franchisee
Konsep berbisnis secara franchise
sebenarnya mempunyai sejarah yang cukup panjang jauh ke belakang. franchise diambil dari bahasa Perancis yang artinya
kejujuran, bebas, kebebesan, untuk membebaskan.
Pada abad pertengahan, Awal kemunculan
franchising di Eropa ditandai oleh hubungan antara para tuan tanah dan buruh
atau budak-budak mereka. Para tuan tanah memberikan hak kepada buruh untuk
menjual hasilnya , berburu, mengolah lahan, melakukan bisnis para tuan tanah di
lahan tersebut.
Isaac M. Singer (1811-1875) menandai
munculnya franchise di Amerika dengan bisnis mesin jahitnya. Dia menggunakan
franchise untuk menambah jangkauan distribusi
pasarnya dengan cepat. Format franchisennya adalah dengan memberikan hak
penjualan
mesin jahitnya dan tanggung jawab pelatihan kepada franchisee-nya.
Akhir-akhir ini telah menjadi salah satu trendsetter, yang memberi warna baru dalam dinamika
perekonomian Indonesia.
konsep bisnis kepada franchisee mulai
bermunculan dan menjadi booming setelah Perang Dunia II berakhir. Para pelopor
franchise di Amerika, diantaranya:
- John S. Pemberton berhasil mewaralabakan
Coca-Cola.
- General Motors Industry ditahun 1898
mewaralabakan industri mobil.
- Western Union dengan sistem
telegraphnya.
- McDonald yang merupakan waralaba skala
dunia yang paling sukses.
Dengan semakin banyaknya konsep franchise yang
bermunculan, kebutuhan akan hokum dan perlindungan terhadap konsumen di
butuhkan. Terbentuklah Asosiasi Franchise
Internasional (International Franchise Association) pada tahun 1960 yang
anggotanya terdiri dari franchisor, franchisee dan pemasok. Franchise saat ini
didominasi oleh franchise tipe rumah makan siap saji. Kecenderungan ini dimulai
pada tahun 1919 ketika A&W Root Beer membuka restauran cepat sajinya.
Pada tahun 1935, Howard Deering Johnson
bekerjasama dengan Reginald Sprague untuk memonopoli usaha restauran modern.
Gagasan merekan adalah membiarkan rekan-rekannya menggunakan nama yang sama,
logo, makananan, persediaan bahkan membangun desain sebagai pertukaran dengan
suatu pembayaran.
Dalam perkembangannya, sistem bisnis ini
mengalami berbagai penyempurnaan terutama di tahun l950-an yang kemudian
dikenal menjadi waralaba format bisnis (business format) atau sering pula
disebut sebagai waralaba generasi kedua.
2. Definisi bisnis Franchisee
Bisnis franchise
di sebut juga dengan bisnis waralaba
yaitu salah satu format bisnis dimana pihak pertama di sebut dengan franchisor memberikan hak pada pihak
kedua yaitu franchisee
mendistribusikan barang/jasa dalam periode waktu tertentu untuk mempergunakan
merek, logo yang dimliki dan dikembangkan oleh franchisor.
Kondisi
perekonomian Indonesia saat ini memang sedang membaik. Berbagai produk baru
bermunculan dalam waktu yang relative singkat, dan hal ini mengakibatkan
masyarakat ingin mengetahui sebenarnya apa sih bisnis franchise itu. Untuk
mendapatkan posisi yang aman, banyak orang yang mulai berlomba-lomba
mendapatkan keuntungan besar dari kekayaan tersebut. Kegagalan bisnis waralaba
jauh lebih kecil di banding bisnis lain. Pesatnya pertumbuhan waralaba pada
akhir tahun ini memberikan pilihan kepada calon investor franchise untuk
menanamkan modal di bisnis menarik ini. Pada bisnis waralaba ini mudah di
bangun namun mudah jatuh juga, jika tidak di kelola dengan baik dan transparan
bisnis ini bisa gulung tikar. Oke biar kita bisa lebih tau sebenarnya apa sih
bisnis waralaba itu, saya akan menjelaskan sejarahnya terlebih dahulu.
3. Konsep Franchisee
Konsep Bisnis Waralaba salah satunya yaitu
pelan tapi pasti
Franchise sudah menjadi trend besar dalam strategi
berbisnis. Franchise di yakini sebagai jaln pintas menjadi pengusaha, karena
pada hakekatnya berbisnis secara franchise itu merupakan konsep pemasaran yang
cepat dan murah. Kita tidak usah merasa di repotkan dengan berbisnis secara
nol, karena menggunakan merek yang sudah memiliki reputasi di pasar. Alhasil setiap
tahunnya muncul ribuan pengusaha baru untuk menjadi Franchisee. Maka dengan
menggunakan konsep berbisnis secara franchise ini kita tidak usah terlalu
terburu-buru asalkan kita menjalankannya pasti dan yakin maka apa yang kita
kerjakan mendapatkan hasil yang maksimal.
Menurut Ben WarG Consulting syarat-syarat
bisnis yang bisa di franchisekan adalah :
1.
Profitable (Keuntungan)
Secara terbukti unit bisnis mampu menghasilkan keuntungan, sehingga dapat
menarik minat para calon franchisee.
2.
Unique (Keunikan)
bisnis yang difranchisekan harus memiliki uniqueness (keunikan) tertentu
yang dapat digunakan sebagai positioning dan penyelamat dari potensi
persaingan.
3.
Brand (Merek)
Untuk bisnis yang di frachisekan harus memiliki tingkat pengenalan brand yang
cukup, sehingga mempermudah para franchisee untuk memasarkan produk dan
jasanya.
Ben WarG
Consulting juga menempatkan tiga elemen dasar bagi sebuah system franchise, yaitu:
1.
Brand
Pada dasarnya brand adalah representasi dari keberadaan produk atau jasa
yang menjadi obyek sebuah unit bisnis. Semakin kuat brand-nya, maka semakin
besar potensi bisnis yang diwakilinya. Maka dari itu brand di anggap sebagai
asset yang paling mendasar pada system franchise.
Referensi dalam menilai kekuatan brand adalah sebagai berikut
-
Menguasai Cakupan
Maksud dari menguasai cakupan disini
adalah brand di ketahui dan di mengerti oleh masyarakatnya yang menjadi cakupan
bisnisnya.
-
Komunikatif
Hakikat brand adalah alat komunikasi
agar unit bisnis atau produk diketahui oleh masyarakat. Oleh karena itu, brand
harus bersifat komunikatif, baik secara verbal, visual maupun auditif.
-
Terpelihara
Komunikasi antara outlet bisnis
dengan masyarakat sebagai target pasarnya, harus dijalin secara terus menerus.
Untuk itu, brand yang menjadi alat komunikasi tersebut, juga perlu pemeliharaan
secara terus menerus pula.
2.
Sistem
Sistem bisnis adalah sederetan prosedur, aturan, dan
proses yang ada dalam satu unit. Sistem yang baik akan memungkinkan sebuah
bisnis dapat beroperasi secara institusional, tanpa ketergantungan dengan
orang-orang tertentu dalam organisasi bisnis yang bersangkutan. Penerapan
sistem yang baik dalam franchise, akan menjamin dan menjaga reputasi brand yang
menjadi sarana komunikasinya.
Aspek-aspek yang harus dipenuhi untuk
membuat sistem franchise yang baik adalah sebagai berikut:
-
Baku
Sistem di berlakukan secara baku di seluruh outlet bisnis dengan
batasan-batasan dan ketentuan standar.
-
Terdokumentasikan
Sistem franchise di wujudkan dalam dokumen-dokumen yang secara fisik bisa
di lihat. Dokumen tersebut berupa panduan operasional, panduan pembukaan, alur
kerja, formulir-formulir administrasi, modul-modul pelatihan, struktur
organisasi, deskripsi tugas dll.
-
Dapat di ajarkan
Sistem franchise ini harus dapat di ajarkan pada orang lain. Ini sangat
penting untuk memastikan agar semua fungsi dalam organisasi bisnis tersebut
bisa mempelajari atau dilatih untuk melakukan fungsinya secara benar.
3.
Dukungan
Faktor ketiga dalam elemen dasar
franchise adalah “dukungan” atau support. Dukungan di perlukan sebagai upaya
franchistor untuk memastikan bahwa semua franchisee dapat mengoperasikan bisnis
franchisenya dengan secara benar sesuai dengan system yang telah di bakukan.
Obyek-obyek
dukungan franchise antara lain :
1.
Pemasaran dan pengadaan promosi
2.
Pasokan material dan bahan baku
3.
Pengadaan tenaga kerja